Jumlah balita stunting di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masuk dalam 10 besar di Indonesia dan tertinggi se Jawa Tengah. Ada 32,7 persen dari balita di Brebes mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Sri Gunadi Purwoko, menjelaskan angka stunting pada tahun 2010 ada 47 persen. Setelah 2013 turun 37,2 persen. Namun secara nasional angkanya 32,7 persen.
"Tingginya stunting ini tidak hanya untuk orang miskin. (Anak) orang kaya yang stunting juga banyak. Faktornya ada perilaku orang tua dan lain sebagainya," ujar Gunadi.
Tingginya jumlah balita stunting ini menarik perhatian dari Kementerian Kesehatan RI. Rabu (7/2/2018) ini, mereka melakukan verifikasi ke sepuluh desa yang memiliki balita stunting tertinggi.
"Sebenarnya ada 100 kabupaten kota se Indonesia yang data stuntingnya cukup tinggi. Di Jawa Tengah ada dua kabupaten yang tertinggi yaitu Brebes kemudian Pemalang," ungkap Direktur Kesehatan Masyarakat Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, Imran Agus N.
Besarnya jumlah anak stunting ini, kata Imran, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga. Dengan demikian penanganannya bukan hanya dari segi kesehatan, tapi juga melibatkan sektor lain seperti pendidikan dan lainnya.
"Kami melibatkan lintas sektor. Di tingkat desa, bagaimana dana desa dimanfaatkan, bagaimana peran PKK dan KB. Dari sisi ekonomi bagaimana ketahanan pangan. Semua kami libatkan," terang dia.
Masalah stunting, tambah Imran, tidak hanya soal pertumbuhan fisik anak yang tidak sebanding dengan usia, namun akan berpengaruh pada terganggunya tumbuh kembang intelektual anak. Ini bisa disebabkan karena kurang gizi selama kehamilan sampai berusia dua tahun.
"Ini akan mengganggu tumbuh kembang fisik dan intelektual anak. Ini akan mempengaruhi produktivitas anak," sambungnya.