Sedikitnya enam orang tewas akibat banjir besar yang menerjang wilayah Jepang bagian barat daya. Ribuan petugas penyelamat menyisir timbunan batang kayu dan lumpur yang dibawa oleh banjir yang dipicu hujan deras ini.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (7/7/2017), nyaris 80 ribu warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Hujan deras yang terus mengguyur memicu peringatan bahaya tanah longsor di beberapa wilayah.
Hujan deras mengguyur sebagian wilayah Fukuoka, Pulau Kyushu dengan curah mencapai 593 mm selama 48 jam berturut-turut, hingga Jumat (7/7) pagi pukul 09.00 waktu setempat. Badan Meteorologi Jepang (JMA) memprediksi hujan akan terus turun meskipun peringatan darurat telah dicabut.
Dituturkan otoritas setempat, sedikitnya enam orang tewas dan sekitar 22 orang lainnya masih belum diketahui keberadaannya.
Kota Asakura yang berada di Prefektur Fukuoka, menjadi kota yang terdampak paling parah. Otoritas setempat memerintahkan 80 ribu warga setempat untuk dievakuasi. Jumlah itu jauh lebih sedikit saat hujan deras mengguyur pada puncaknya, yang membuat 400 ribu orang dievakuasi.
"Awalnya, hujan tidak terlalu deras. Tapi mereka membahas soal hujan yang memecahkan rekor dan mulailah hujan turun dengan deras, kemudian mereka mulai menutup jalan. Kami melihat ke luar dan jalanan sudah menjadi seperti sungai," terang Sumie Umeyo, salah satu warga kota Asakura.
Sekitar 12.300 tentara, polisi dan petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk membantu pencarian dan penyelamatan korban. Timbunan potongan kayu bercampur lumpur memenuhi beberapa sudut kota tersebut.
JMA menyebut, hujan deras ini melebihi catatan curah hujan normal untuk bulan Juli. Hujan yang terlampau deras ini disebabkan oleh tekanan rendah di perairan Pasifik, yang bertemu dengan udara hangat dan lembab di pinggiran Jepang yang sedang musim penghujan.