Sebelum melancarkan terornya di Mapolsek Kebayoran Lama, GOH telah merencanakan serta mempersiapkan aksinya. GOH bahkan menyiapkan fisik (i'dad) hingga membuat sendiri bendera ISIS.
"Yang bersangkutan menyiapkan fisik sendiri (i'dad) dengan berlatih berlari, sit up, push up, back up sendiri di rumahnya," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto dalam keterangannya kepada detikcom, Minggu (9/7/2017).
Tak hanya itu, GOH juga berlatih memanah di rumahnya dengan menggunakan busur dan panah miliknya sendiri. "Maksud dari i'dad tersebut adalah agar tubuh selalu siap untuk melakukan jihad pada kapan pun, yang juga dianjurkan pada grup-grup telegram yang diikutinya," sambungnya.
GOH pada akhirnya ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Jumat (7/7) sekitar pukul 21.00 WIB. Dia mengaku meneror kantor polisi untuk memberikan peringatan.
"Motivasinya memberi peringatan kepada seluruh aparat mengenai haramnya hukum demokrasi dan juga mengingatkan kepada seluruh aparat bahwa Islam akan berkuasa di dunia dan mendirikan khilafah," jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan, GOH memiliki pemahaman radikal yang diperoleh dari internet. Sejak 2015, dia bergabung dengan grup radikal melalui channel Telegram seperti Manjanik, Ghuroba, UKK dan Khilafah Islamiyah.
"Yang bersangkutan bahkan membeli salah satu buku karangan Oman Abdurrahman secara online," tuturnya.
Oman diketahui sebagai salah satu kelompok teroris. Dia saat ini berada di Lapas Nusakambangan.