Dua orang warga Vietnam yang ditawan kelompok teroris Abu Sayyaf dipenggal hidup-hidup. Kejadian ini berlangsung di Provinsi Basilan, Pulau Mindanao, Filipina Selatan. Korban teridentifikasi sebagai Hoang Trung Thong dan Hoang Va Hai. Jenazah mereka ditemukan penduduk lokal di dekat Desa Tumahubong, Basilan.
Desa tersebut merupakan salah satu benteng dan pusat operasi Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Keterangan tersebut disampaikan Komandan Operasi Gabungan di Basilan, Kolonel Juvymax Uy.
"Jenazah akan menjalani uji forensik. Kami akan bekerja sama dengan Kedutaan Vietnam di sini," sebut Uy seperti dikutip dari Asian Correspondent, Kamis (5/7/2017).
Kejadian ini dikecam Komandan Angkatan Bersenjata Pusat Komando Wilayah Barat Mindanao Filipina (WESTMINCOM), Letnan Jenderal Carlito Galvez.
"Saya tekankan, Abu Sayyaf tidak mewakili pengikut sejati ajaran Islam," ujar dia.
"Kami berduka dan kami juga mengutuk pemancungan dan tindakan barbar terhadap korban yang sudah disekap selama berbulan-bulan ini. Semua sektor termasuk militer dan kepolisian telah berupaya menyelamatkan korban," ucap dia.
Juru bicara Westmincom, Jo-ann Petinglay, menyebut Abu Sayyaf masih menahan tiga orang warga Vietnam lain. Mereka adalah Pham Minh Tuan, Do Trung Hieu, dan Tran Khac Dung.
"Operasi militer secara intensif akan dilakukan tentara kami untuk menyelamatkan sandera Vietnam yang masih tersisa," sebut Jo-ann.
Para warga Vietnam ini disandera pada November lalu di lepas pantai Basilan. Mereka merupakan ABK dari kapal kargo MV Royal 16.
Saat itu ada enam orang yang disekap. Satu di antaranya, Hoang Vo, berhasil dibebaskan Tentara Filipina pada Juni lalu.