Seorang turis Indonesia diperkosa pria diidentifikasi bernama Esin Nyong John (38) asal Oron, Negara Bagian Akwa Ibom, Nigeria ketika tengah melancong dari Vietnam ke Kamboja. Fungsi Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh Nelson Simorangkir, menjelaskan korban sudah kembali ke Indonesia dan pelaku juga sudah ditangkap. Kini, pelaku tengah menunggu proses hukum.
Nelson menambahkan, KBRI Phnom Penh juga telah memberikan bantuan pendampingan proses hukum kepada korban.
"Dia sudah kembali ke Indonesia, pelaku telah ditangkap polisi Kamboja dan saat ini ditahan di Siem Reap, sambil menunggu proses hukum," tuturnya lewat pesan singkat.
Nelson menjelaskan kronologi pemerkosaan yang dialami warga Indonesia itu. Awalnya, turis Indonesia dengan pelaku pemerkosaan, diketahui bernama Nyong John Esin, berkenalan di media traveller, Couchsurfing Travel App. Saat bertemu, pelaku menyebutkan dirinya sebagai Don Sovan, seorang warga Kamboja.
Korban dan pelaku janjian bertemu di stasiun bus Siem Reap. Kala itu, WNI tersebut tiba di salah satu provinsi di Kamboja itu pada 31 Mei pukul 6 pagi waktu setempat, dengan menggunakan Giant Bus dari Phnom Penh. Setelah bertemu di tempat yang dimaksud, pelaku mengajak korban ke tempat penginapan yang telah dia pesan sebelumnya. Di sana turis Indonesia itu diperkosa dan diancam akan disakiti bila melawan.
Usai melakukan perbuatan kejinya, pelaku mengajak korban berjalan-jalan ke Crocodile Farm Bistro. Di sana korban melarikan diri dari Nyong dan mengabari temannya jika dia diperkosa di negeri orang.
"Kita dapat laporan dari pengaduan di nomor hotline yang dilakukan temannya. Usai mendapat laporan itu, kita langsung tindak lanjuti," jelasnya.
Pelaku kemudian ditangkap polisi pada 1 Juni 2017 pukul 10 pagi waktu setempat. Dia dicokok usai polisi mengelabuinya.
"Nomor ponsel pelaku kan masih aktif, polisi menyaru sebagai pemilik perusahaan yang menawarkan pekerjaan kepada pelaku dan mereka janjian bertemu di kafe pom bensin PTT di Siem Reap. Saat bertemu, enam orang petugas Reskrim Siem Reap menyergap pelaku. Sebelum menyergap, korban lebih dahulu mengenali pelaku ketika dia tiba di kafe," ungkap Nelson.